Kitab Kuning

Tuesday, November 29, 2016

Dalil dan Tuntunan Lengkap Shalat Rebo Wekasan

Dalil dan Tuntunan Lengkap Shalat Rebo Wekasan


Hakikat Dan Amaliah Rebo Wekasan/  Hari Rabo Terahir Bulan Shafar

post-feature-image
A.    Kabar Ghaib


Bermula dari kabar ghaib sebagian orang-orang yang ma’rifat kepada Allah menyebutkan bahwa dalam setiap tahun akan turun 320.000 malapetaka. Semuanya terjadi pada Rabu terakhir bulan Shafar. Sehingga hari tersebut menjadi hari tersulit dalam hari-hari tahun itu. (Imam ad-Dairabiy dalam Na’t al-Bidayat wa Tausyifu Nihayat  halaman 195 atau lebih dikenal Mujarrabat ad-Dairabiy al-Kabir, Syaikh al-Buni dalam al-Firdaus, Syaikh Nawawi al-Bantani dalam Nihayat az-Zain halaman 63, Syaikh al-Kamil Faridudin dalam Jawahir al-Khamsi halaman 50-51, Syaikh Imam Hamid al-Quds mufti sekaligus Imam Masjidil Haram Mekah dalam kitabnya Kanz an-Najah wa as-Surur, dan beberapa ulama lainnya).



Ada dua kemungkinan sebab orang yang menolak kabar ghaib tersebut, karena tidak mempercayai karomah dan atau belum menemukan dasar dalilnya. Mengenai karomah, Ahlussunnah wal Jama’ah tidak menyangsikan lagi akan kebenaran dan keberadaannya pada hamba-hamba Allah yang terkasih (Auliya’). Namun bagi sebagian orang (tetangga sebelah) ada yang sama sekali menolak dan tidak mempercayainya. Padahal kalau kita ambil warning dari panutan utama mereka, yakni Ibnu Taimiyah, kita akan temukan beliau termasuk ulama yang sangat mempercayai adanya karamah:

ومن أصول أهل السنة : التصديق بكرامات الأولياء وما يجري الله على أيديهم من خوارق العادات في أنواع العلوم والمكاشفات


“Diantara prinsip Ahlussunnah adalah mempercayai karamah para wali dan apa yang dijalankan oleh Allah melalui tangan-tangan mereka berupa perkara yang menyalahi adat dalam berbagai macam ilmu pengetahuan dan mukasyafah.” (Al-‘Aqidah al-Wasithiyyah). 
Adapun dari segi dasar dalilnya, Ibn Abbas Ra. Meriwayatkan bahwa Rasulullah Saw. pernah bersabda:

عَنِ ابْنِ عَبَّاسٍ رَضِيَ اللهُ عَنْهُمَا عَنِ النَّبِيِّ صلى الله عليه وسلم قَالَ: آخِرُ أَرْبِعَاءَ فِي الشَّهْرِ يَوْمُ نَحْسٍ مُسْتَمِرٍّ.

“Rabu terakhir dalam sebulan adalah hari terjadinya sial terus.” (HR. Waki’ dalam al-Ghurar, Ibn Mardawaih dalam at-Tafsir, al-Khathib al-Baghdadi, al-Hafidz Jalaluddin as-Suyuthi dalam al-Jami’ ash-Shaghir juz 1 halaman 4 dan al-Hafidz Ahmad bin ash-Shiddiq al-Ghumari dalam al-Mudawi li-‘Ilal al-Jami’ ash-Shaghir wa Syarhai al-Munawi juz 1 halaman 23). 

Hadits di atas kedudukannya memang dha’if (lemah). Tetapi meskipun hadits tersebut lemah, posisinya tidak dalam menjelaskan suatu hukum, tetapi berkaitan dengan bab targhib dan tarhib (anjuran dan peringatan), yang disepakati otoritasnya di kalangan ahli hadits sejak generasi salaf. 

B.    Shalat Rebo Wekasan

Setiap Rabu terakhir bulan Shafar, sebagian besar kaum Muslimin Nusantara melakukan shalat sunnah memohon kepada Allah Swt. agar dijauhkan dari berbagai malapetaka. Namun ada pula yang menentang amaliah shalat sunnah Rebo Wekasan tersebut dengan berlandaskan pada pernyataan Syaikh Zainuddin al-Malibari dalam kitab Irsyad al-‘Ibad yang mengatakan bahwa hal itu termasuk bid’ah madzmumah (tercela). Sebenarnya kalau kita mau telaah lagi, shalat sunnah Rebo Wekasan tidak bertentangan sama sekali dengan pernyataan Syaikh Zainuddin al-Malibari. 

Akan tetapi, demi tidak memperpanjang pembahasan, sebagai jalan keluarnya bagi orang yang ingin melaksanakan shalat tersebut adalah sesuai dengan tuntunan Syaikh al-Kamil Fariduddin dalam kitab Jawahir al-Khamis. Beliau menyarankan hendaknya dalam shalat tersebut diniati melaksanakan shalat sunnah mutlak. Dimana shalat mutlak adalah shalat yang tidak dibatasi oleh waktu, sebab dan bilangannya. 
Begitupula menurut KH. Bisyri Mustofa, beliau mengetengahkan solusi mendamaikan dua kutub yang bertentangan ini yakni niat shalatnya adalah niat shalat muthlaq. Hal ini juga berlaku dalam shalat-shalat lain yang tidak ada dalil al-Quran dan al-Hadits seperti shalat sunnah Anisul Qabri. 
C.    Amaliah Rebo Wekasan
1.    Sholat Rebo Wekasan

Adalah shalat 4 rakaat yang dilaksanakan pada Rabu terakhir bulan Shafar yang bertujuan meminta kepada Allah agar diselamatkan dari malapetaka pada hari itu dan hari-hari selanjutnya sampai setahun yang akan datang. Shalat ini dilaksanaan setelah shalat Isya dan sebelum shalat Witir. Tatacara pelaksanaannya adalah: 

Niat shalatnya adalah shalat sunnah mutlak, atau bisa dengan niat khusus berikut ini:

أُصَلِّىسُنَّةًلِيَوْمِاْلأَخِرِمِنْشَهْرِالصَّفَرِلِدَفْعِاْلبَلاَءِرَكْعَتَيْنِلِهَُِمتَعَالَىأَللهُأَكْبَرْ


“Aku niat shalat sunnah hari terakhir bulan Shafar sebanyak dua rakaat agar dijauhkan dari malapetaka karena Allah Ta’ala.” 
Setelah selesai membaca al-Fatihah pada tiap-tiap rakaat membaca surat al-Kautsar 17 kali, surat al-Ikhlas 5 kali dan surat al-Mu’awwidzatain 1 kali. Setelah salam membaca bacaan berikut ini masing-masing sebanyak 70 kali:
سُبْحَانَ اللهِ وَاْلحَمْدُ للهِ وَلاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَاللهُ أَكْبَرُ وَلاَ حَوْلَ وَلاَ قُوَّةَ إِلاَّ باِللهِ اْلعَلِيِّ اْلعَظِيْمِ…
إِياَّكَ نَعْبُدُ وَإِيَّاكَ نَسْتَعِيْنُ…

Lalu membaca doa shalat sunnah Rebo Wekasan sebagai berikut:

أَللَّهُمَّ يَا شَدِيْدَ اْلقَوِىِّ وَيَاشَدِيْدَ اْلمِحَالِ يَا عَزِيْزُ ذَلَّلْتَ بِعِزَّتِكَ جَمِيْعَ خَلْقِكَ إِكْفِنِىْ مِنْ جَمِيْعِ خَلْقِكَ يَامُحْسِنُ يَا مُجَمِّلُ يَا مُتَفَضِّلُ يَا مُنْعِمُ يَا مُكْرِمُ يَا مَنْ لاَإِلَهَ إِلاَّ أَنْتَ بِرَحْمَتِكَ يَا أَرْحَمَ الرَّحِمِيْنَ أَللَّهُمَّ بَسِّرْ اْلحَسَنَ وَأَخِيْهِ وَجَدِّهِ وَأَبِيْهِ إِكْفِنِىْ شَرَّ هَذَا اْليَوْمِ وَمَا يَنْزِلُ فِيْهِ يَا كَافِيَ الْمُهِمَّاتِ يَا دَافِعَ اْلبَلِيَاتِ فَسَيَكْفِيْكَهُمُ اللهُ وَهُوَ السَّمِيْعُ اْلعَلِيْمُ وَحَسْبُنَا اللهُ وَنِعْمَ اْلوَكِيْلُ وَلاَحَوْلَ وَلاَ قُوَّةَ إِلَّابِاللهِ اْلعَلِيِّ اْلعَظِيْمِ   اَللَّهُمَّ إِعْصِمْنَا مِنْ جَهْدِ اْلبَلاَءِ وَدَرْكِ الشَّقَاءِ وَسُوْءِ اْلقَضَاءِ وَشَمَاتَةِ اْلأَعْدَاءِ وَمَوْتِ اْلفُجْأَةِ وَمِنْ شَرِّ السَّامِ وَالْبَرْسَامِ وَالْحُمَى وَاْلبَرَصِ وَاْلجُذَامِ وَاْلأَسْقَامِ وَمِنْ جَمِيْعِ اْلأَمْرَاضِ بِرَحْمَتِكَ يَا أَرْحَمَ الرَّاحِمِيْنَ وَصَلَّى اللهُ عَلَى َسِّيدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى أَلِهِ وَصَحْبِهِ وَسَلَّمْ .

Tata cara shalat Rebo Wekasan menurut fersi lain adalah pertama berniat shalat sunnah mutlak:
أُصَلِّى سُنَّةً مطلقة ركعتين مأموما / إماما لله تعالى الله أكبر

“Aku niat shalat sunah Mutlak dua rakaat menjadi makmum/imam karena Allah Ta’ala.” 
Rakaat pertama setelah al-Fatihah membaca surat al-Falaq 10 kali. Pada rakaat kedua setelah al-Fatihah membaca surat an-Nas 10 kali. Setelah salam membaca:
أستغفر الله العظيم  x 10
اللهم صل على سيدنا محمد x 10

Dalam sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Sayyidatuna Fathimah Ra. bahwa Nabi Saw. bersabda:
مَنْ صَلىَّ لَيْلَةَ اْلأَرْبِعَاءِ رَكْعَتَيْنِ يَقْرَاءُ فِى اْلأُوْلَى فَاتِحَةَ اْلكِتَابِ وَقُلْ أَعُوْذُ بِرَبِّ اْلفَلَقْ عَشْرَ مَرَّاتٍ وَفِى الثَّانِيَّةِ قُلْ أَعُوْذُ بِرَبِّ النَّاسِ عَشْرَ مَرَّاتٍ ثُمَّ إِذَا سَلَمَ أَسْتَغْفِرُ اللهَ عَشْرَمَرَّاتٍ ثُمَّ يُصَليِّ عَلَى مُحَمَّدٍ عَشْرَمَرَّاتٍ نَزَلَ مِنْ كُلِّ سَمَاءٍ سَبْعُوْنَ أَلْفَ مَلَكٍ يَكْتُبُوْنَ ثَوَابَهُ إِلَى يَوْمِ اْلقِيَامَةِ

“Barangsiapa yang berkenan mengerjakan shalat 2 rakaat di malam Rabu, pada rakaaat pertama membaca surat al-Fatihah dan al-Falaq 10 kali dan pada rakaat kedua membaca al-Fatihah dan an-Nas 10 kali, kemudian setelah salam membaca istighfar 10 kali dan shalawat 10 kali maka 70 malaikat turun dari langit yang bertugas mencatatkan pahalanya sampai hari kiamat.” 

Menurut sebagian ulama: “Balak atau malapetaka yang ditakdirkan oleh Allah Swt. akan terjadi selama satu tahun itu semuanya diturunkan dari Lauhul Mahfudz ke langit dunia pada malam Rabu terakhir bulan Shafar. Maka barangsiapa yang bersedia menulis 7 ayat di bawah ini kemudian dilebur dengan air lalu diminum, maka orang tersebut akan dijauhkan dari  malapetaka. Ayatnya adalah sebagai berikut :
سَلَامٌ قَوْلًا مِنْ رَبٍّ رَحِيمٍ , سَلَامٌ عَلَى نُوحٍ فِي الْعَالَمِينَ , سَلَامٌ عَلَى إِبْرَاهِيمَ , سَلَامٌ عَلَى مُوسَى وَهَارُونَ
سَلَامٌ عَلَى إِلْ يَاسِينَ , سَلَامٌ عَلَيْكُمْ طِبْتُمْ فَادْخُلُوهَا خَالِدِينَ , سَلَامٌ هِيَ حَتَّى مَطْلَعِ الْفَجْرِ.

Atau lazimnya ayat-ayat tersebut dikombinasikan dengan bentuk sesuai dengan yang ada pada gambar di atas. 

Wallahu Al-Musta’an A’lam.

Sunday, November 27, 2016

(At-Tanwir Bab 6 e) PERKARA YANG PENTING BAGI ORANG YANG BEKERJA (asbab)

(At-Tanwir Bab 6 e) PERKARA YANG PENTING BAGI ORANG YANG BEKERJA (asbab)

Terjemah Kitab At-Tanwir fi-Isqothi at-Tadbir
Syeikh Ibn ‘Atho’illah as-Sakandary ra.


BAB ENAM
ما ينبغي للمتسببين

تنبيه وإعلام: أمور ينبغي للمتسببين أن يلتزموها:
الأول: ربط العزم مع الله تعالى قبل الخروج من المنزل على العفو عن المسيئين إليه، إذ الأسواق محل المخاصمة والمقاولة، ولذلك قال رسول الله صلى الله عليه وسلم:  (أيعجز أحدكم أن يكون كأبي ضمضم، كان إذا خرج من بيته قال: (اللهم إني تصدقت بعرضي على المسلمين).

PERKARA YANG PENTING BAGI ORANG YANG BEKERJA (asbab)

Perhatian penting, Ada beberapa hal yang harus diperhatikan oleh orang yang bekerja.

Pertama, sebelum keluar rumah, berjanjilah kepada Alloh untuk memaafkan orang yang berbuat buruk kepada dirinya. sebab, pasar (tempat kerja)adalah tempat persaingan dan tawar menawar. Karena itu Rosululloh saw. bersabda, “Apakah kalian tidak bisa bersikap seperti Abu Dhomdhom. Ketika ia keluar rumah ia berkata, ‘Ya Alloh, Ku sedekahkan kehormatanku kepada kaum muslimin’.” 
الثاني: ينبغي له أن يتوضأ ويصلي قبل خروجه، ويسأل الله السلامة في مخرجه ذلك، فانه لا يدري ماذا يقضى عليه، فان الخارج إلى السوق كالخارج إلى المصاف. فينبغي للمؤمن أن يلبس من الاعتصام بالله تعالى، والتوكل عليه دروعا صائنة تقيه سهام الأعداء. {ومن يعتصم بالله فقد هدي إلى صراط مستقيم}.{ومن يتوكل على الله فهو حسبه}.
Kedua, Sebelum keluar rumah berwudhulah dan sholatlah. dan mohonlah keselamatan kepada Alloh selama bekerja diluar rumah. Sebab ia tidak mengetahui apa yang akan terjadi kepadanya. Orang pergi kepasar sama seperti orang yang pergi ketempat yang berbahaya. karena itu, seorang mukmin harus membentengi dirinya dengan tawakkal kepada Alloh.  Alloh swt berfirman, “Siapa yang bersandar kepada Alloh berarti ia telah diberi petunjuk kejalan yang lurus”. Alloh juga berfirman, “ Siapa yang bertawakkal kepada Alloh, maka Dia akan mencukupinya”.
الثالث: ينبغي له إذا خرج من منزله أن يستودع الله أهله ومسكنه، وما فيه، فانه حري أن يحفظ ذلك عليه، وليذكر قوله تعالى:{فالله خير حافظا وهو أرحم الراحمين}. وليذكر قوله عليه الصلاة والسلام: (اللهم أنت الصاحب في السفر، والخليفة في الأهل والولد والمال).فانه إذا استودعهم الله، فحري أن يرجع فيجدهم كما يحب ويحبون.  سافر بعضهم وكانت زوجته حاملا، فحين سافر قال:(اللهم أني استودعتك ما في بطنها).فتوفيت زوجته في غيبته، فلما قدم من سفره، سأل عنها فقيل له: توفيت وهي حامل.فلما كان الليل، رأي نورا في المقابر فتبعه، فإذا هو في قبرها، وإذا بالصبي يرضع من ثديها، فهتف به هاتف، يا هذا: إنك استودعتنا الولد فوجدته، أما لو استودعتهما لوجدتهما جميعا.
Ketiga, Sebelum keluar rumah titipkanlah keluarga, rumah tinggal, dan seluruh isinya kepada Alloh swt. Sebab Dialah yang paling layak menjaganya.  Ingatlah firman Alloh, “Alloh adalah sebaik-baiknya penjaga. dan Dia Dzat yang Maha Pengasih diantara yang pengasih”. kemudian bacalah Do’a Nabi saw. berikut ini, “Ya Alloh, Engkaulah kawan dalam perjalanandan wakil yang menjagakeluarga, anak dan harta”.

Apabia ia menitipkan kepada Alloh, niscaya ketika kembali pulang, apayang dititipkannya akan tetap dalam keadaan seperti ia dan mereka inginkan.

Dikisahkan, Sorang sholih berdo’a sebelum pergi meninggalkan istrinya 
yang sedang hamil, “Ya Alloh, kutitipkan kepada-Mu apa yang dikandung dalam perutnya”. Kemudian, istrinya meninggal ketika ia masih dalam perjalanan. Sepulangnya kerumah, ia menanyakan keadaan istrinya. seseorang menjawab, “istrimu meninggal dalam keadaan hamil”. Ketika malam tiba ia melihat cahaya yang memancar dari arah pekuburan. ia mengikuti cahaya itu yang ternyata berasal dari kuburan istrinya. Setelah ia menggalinya, ia mendapati anaknya sedang menyusu diputing susu ibunya. Tiba-tiba ada suara berkata, “Fulan, kau telah menitipkan anak ini kepada Kami maka kini kau mendapatinya. Andai saja kau titipkan keduanya, tentu kau akan mendapati mereka(keduanya)”.
الرابع: يستحب له إذا خرج من منزله أن يقول: (بسم الله توكلت على الله لا حول ولا قوة إلا بالله)   فان ذلك مؤيسا للشيطان منه.
Keempat, Ketika keluar rumah bacalah Do’a, “Dengan menyebut nama Alloh, aku bersandar kepada Alloh, Tiada daya dan kekuatan kecuali dengan pertolongan Alloh”. Do’a ini akan membuat syetan berputus asa darinya.
الخامس: الأمر بالمعروف والنهي عن المنكر، وليجعل ذلك شكرا لنعمة القوة والتقوى، اللذين وهبهما المولى له وليذكر قوله تعالى: {الذين إن مكناهم في الأرض أقاموا الصلاة وآتوا الزكاة وأمروا بالمعروف ونهوا عن المنكر ولله عاقبة الأمور}. فمن أمكنه الأمر بالمعروف والنهي عن المنكر، بحيث لا يصل إليه أذى في نفسه أو عرضه أو ماله فهو ممن مكن في الأرض، والوجوب متعلق به، وان كان لا يصل إلى الأمر بالمعروف والنهي عن المنكر إلا بالأذى قبل ذلك أو يغلب على ظنه وقوع ذلك بعده سقط عنه الوجوب، والإنكار حينئذ جائز.
Kelima,  Lakukanlah selalu Amar makruf nahi munkar, sebagai bentuk syukurmu atas nikmat kekuatan dan ketakwaan yang diberikan Alloh.  Ingatlah firman Alloh swt. “Yaitu orang-orang yang Kami teguhkan kedudukannya diatas bumi, niscaya mereka mendirikan sholat, menunaikan zakat, melakukan amar makruf nahi munkar, serta kepada Allohlah semua urusan  dikembalikan”. Orang yang mempu melakukan amar makruf nahi munkar tanpa mencelakakan dirinya, kehormatannya, atau hartanya, berarti termasuk golongan yang diteguhkan diatas bumi. karena itulah setiap orang diwajibkan melakukan amar makruf nahi munkar. Namun, apabila tindakan itu mencelakakan dirinya atau diduga kuat akan mencelakakan dirinya, kewajiban itu gugur darinya.
السادس: أن يكون مشيه بالسكينة والوقار لقوله تعالى:{وعباد الرحمن الذين يمشون على الأرض هونا، وإذا خاطبهم الجاهلون قالوا سلاما}.وليس ذلك خاصا بالمشي بل المطلوب منك أن تكون أفعالك كلها تقارنا بالسكينة، ويلازمها التثبيت.
Keenam, Berjalanlah dengan tenang dan tawadhuk, sebagaimana firman Alloh swt. “Para hamba Tuhan yang maha Penyayang adalah yang berjalan diatas bumi dengan rendah hati, apabila orang bodoh menyapa mereka, mereka mengucapkan kata-kata yang baik”. Ayat ini tidaklah hanya berkaitan dengan cara berjalan, namun juga menuntutmu untuk bersikap tawadhuk dan tenang dalam setiap perbuatan.
السابع: أن يذكر الله تعالى في سوقه، فانه قد جاء عنه عليه الصلاة والسلام: (ذاكر الله في الغافلين كالمقاتل بين الغازين، ذاكر الله في السوق كالحي بين الموتى).وكان بعض السلف يركب بغلته ويأتي إلى السوق فيذكر الله ثم يرجع لا يخرجه إلا ذلك.
Ketujuh, Ingatlah selalu kepada Alloh ketika bekerja. Sebab, Nabi saw. bersabda, “Orang yang mengingat Alloh ditengah-tengah orang lalai adalah seperti orang orang yang membunuh diantara orang yang berperang. Orang yang ingat pada Alloh (berdzikir) ditengah pasar adalah seperti orang hidup diantara orang mati”. ada seorang salaf yang datang kepasar dengan mengendarai bigholnya, dan dia tidak keluar dari pasar kecuali ia selalu berdzikir kepada Alloh.
الثامن: أن لا يشغله ما هو فيه من المبايعة والمعاش عن النهوض إلى الصلاة في أوقاتها جماعة. لأنه إذا ضيعها اشتغالا بسببه، استوجب المقت من ربه، ورفع البركة من كسبه، ويستحي إن يراه الحق مشغولا بحظوظ نفسه عن حقوق ربه: وقد كان بعض السلف يكون في صنعته فربما رفع المطرقة فسمع المؤذن فرماها من خلفه لئلا يكون ذلك شغلا بعد إن دعي إلى طاعة ربه وليذكر إذا سمع المؤذن قوله تعالى:{يا قومنا أجيبوا داعي الله} وقوله تعالى: {يا أيها الذين آمنوا استجيبوا لله وللرسول، إذا دعاكم لما يحييكم}. وقوله تعالى: {استجيبوا لربكم}. وقالت عائشة رضي الله عنها: كان رسول صلى الله عليه وسلم يكون في بيته يخصف النعل ويعين الخادم، فإذا نودي للصلاة قام كأنه لا يعرفنا.
Kedelapan, Jangan sampai yransaksi jual beli atau aktivitas lainnya melalaikannya dari sholat pada waktunya secara berjamaah. sebab, jika ia mengabaikannyakarena sibuk bekerja, Alloh akan murka kepadanya dan akan mencabut keberkahan usahanya. ia harus malu jika Tuhan melihatnya sedang sibuk dengan kepentingan dirinya dan mengabaikan hak Tuhannya. Dikisahkan seorang salafus-sholih sedang sibuk bekerja, ditengah asyiknya mengayunkan palu, ia mendengar suara Adzan. maka ia segera melemparkan palunya dan pergi menyambut panggilan untuk menaati Tuhannya.  Karena itu ketika suara muadzin berkumandang ingatlah firman Alloh swt, “Wahai kaum kami, sambutlah seruan orang yang menyeru kepada Alloh”. dan lagi, “Wahai orang-orang yang beriman, penuhilah seruan Alloh dan seruan Rosululloh, jika ia mengajak kalian kepada sesuatu yang memberikan kehidupan pada kalian”.dan firman-Nya lagi, “Sambutlah seruan Tuhan kalian”.  Di riwayatkan bahwa Sayyidah ‘Aisyah ra. berkata, “Rosululloh saw. sedang memperbaiki sandal dan membantu pelayan, ketika panggilan untuk sholat berkumandang. beliau segera bangkit dan seolah-olah tidak mengenal kami”.
التاسع: ترك الحلف والإطراء لسلعته، وقد جاء في ذلك الوعيد الشديد وقد قال عليه الصلاة والسلام: (التجار هم الفجار إلا من بر وصدق).
Kesembilan, Jangan bersumpah dan menyanjung barang dagangannya. Ingatlah sabda Nabi saw. “Pedagang adalah orang yang fasik kecuali pedagang yang benar dan jujur”. 
العاشر: كف لسانه عن الغيبة والنميمة، وليذكر قوله تعالى: {ولا يغتب بعضكم بعضا، أيحب أحدكم أن يأكل لحم أخيه ميتا فكرهتموه}. وليعلم إن السامع للغيبة أحد المغتابين فان اغتيب أحد بحضرته فلينكر عليه فان لم يسمع منه فيقيم ولا يمنعه الحياء من الخلق من القيام بحق الملك الحق، فالله أولى أن يستحي منه وأن يرضى الله ورسوله أحق من أن يرضى الناس {والله ورسوله أحق أن يرضوه} وقد جاء عنه عليه الصلاة والسلام: (إن الغيبة أشد من ستة وثلاثين زنية في الإسلام).
Kesepuluh, Jagalah lidahnya dari ghibah dan mengadu domba. Ingatlah firman Alloh swt. “Janganlah kalian saling menggunjing. apakah kalian senang memakan daging saudaranya sendiriyang sudah mati. tentu kalian merasa jijik dengannya”.  Ketahuilah, bukan hanya orang yang menggunjing yang termasuk ghibah. orang yang mendengarkannya pun termasuk ghibah. jika ada seseorang tengah menggunjing, segeralah pergi dan menghindarinya. Jangan sampai merasa malu untuk pergi menghindari orang yang berghibah. Melaksanakan kewajiban Alloh swt. lebih penting kau lakukan. Malulah kepada Alloh jika kau tidak melaksanakan kewajiban dari-Nya dan menjauhi larangan-Nya. selain itu Ridho Alloh dan Rosul-Nya jauh lebih utama dari pada ridho manusia. Alloh berfirman, “Alloh dan Rosul-Nya lebih layak untuk di cari keridhoannya”.  Nabi saw. bersabda, “Menggunjing lebih berbahaya dari pada 36 zina dalam islam”.
وقال الشيخ أبو الحسن رحمه الله: (أربعة آداب إذا خلا الفقير المتسبب منها فلا تعبأن به، وإن كان أعلم البرية).مجانبة الظلمة ـ وإيثار أهل الآخرة ـ ومواساة ذوي الفاقة ـ وملازمة الخمس الصلوات في الجماعة. وصدق رضي الله عنه: فإن بمجانبة الظلمة تقع السلامة في الدين، لأن صحبة الظلمة تكشف نور الإيمان، ومجانبتهم أيضا تكون سببا  للنجاة من عقوبة الله تعالى، لقوله تعالى: {ولا تركنوا إلى الذين ظلموا فتمسكم النار}.  وقوله: (وإيثار أهل الآخرة، أن يكون الفقير، والمتسبب الغالب عليه التردد إلى أولياء الله، والاقتباس منهم، ليتقوى بذلك على كدرة الأسباب لتنفح عليه نفحاتهم، وتظهر عليه بركاتهم وربما وصلت إليه في سببه إمدادهم، وحفظه من المعصية ودهم واعتقادهم.وقوله رضي الله عنه: (ومواساة ذوي الفاقة) وذلك لأنه يجب على العبد أن يشكر نعمة الله عنده، فإذا فتح لك في الأسباب فاذكر من أغلقت عليه أبوابها.   واعلم أن الله سبحانه وتعالى، اختبر الأغنياء بوجدان أهل الفاقة كما اختبر أهل الفاقة بوجدان الأغنياء.  وجعلنا بعضكم لبعض فتنة، أتبصرون وكان ربك بصيرا.  ووجود أهل الفاقة من نعمة الله على ذوي الغنى إذ وجدوا من يحمل عنهم أزو ادهم إلى الدار الآخرة، وإذ وجدوا من إذا أخذ منهم أخذ الله منهم {والله هو الغني الحميد}.
Syeikh Abul Hasan as-Syadzily ra. berkata, “Empat adab yang harus di pegang oleh orang yang bekerja mencari dunia(asbab), meskipun ia orang yang lebih berilmu. Yaitu, Menjauhi orang dholim, Mengutamakan orang yang mementingkan akhirot, Menolong orang yang membutuhkan, Serta menjaga sholat lima waktu dengan berjamaah. Sungguh tepat nasihat itu. 

sebab dengan menjauhi orang dholim agama menjadi selamat. pertemanan dengan orang dholim akan memudarkan cahaya iman. selain itu, menjauhi mereka juga akan menyelamatkan kita dari hukuman Alloh swt.
 sesuai dengan firman-Nya, “Janganlah cenderung kepada orang dholim yang membuatmu tersentuh api neraka”.  maksud nasihat ‘Memengutamakan orang yang memeningkan akhirot’ adalah bahwa ia harus sering mengunjungi para waliyulloh. Belajar dari mereka sehingga jiwanya senmakin kuat menghadapi keruhnya dunia serta mendapatkan pancaran kemuliaan dan keberkahan mereka. selain itu bisa jadi pertolongan yang ia berikan kepada mereka akan sampai kepadanya, serta cinta dan kepercayaannya kepada mereka bisa menjaganya dari kemaksiatan. lalu ucapan Syeikh ‘Menolong orang yang membutuhkan’  dimaksudkan sebagai bentuk rasa syukur seorang hamba atas nikmat Alloh kepadanya. Apabila Alloh membukakan pintu kerja dan usaha untukmu, ingatlah orang-orang yang kekurangan(orang yang ditutup pintu kerja dan usaha/asbab). 
واعلم أن الله سبحانه وتعالى، اختبر الأغنياء بوجدان أهل الفاقة كما اختبر أهل الفاقة بوجدان الأغنياء.) وجعلنا بعضكم لبعض فتنة، أتبصرون وكان ربك بصيرا(. ووجود أهل الفاقة من نعمة الله على ذوي الغنى إذ وجدوا من يحمل عنهم أزو ادهم إلى الدار الآخرة، وإذ وجدوا من إذا أخذ منهم أخذ الله منهم {والله هو الغني الحميد}. فلو لم يخلق الفقير فكيف كان تقبل منهم صدقاتهم؟ وأين كانوا يجدون من يأخذها منهم؟ ولذلك قال عليه الصلاة والسلام: (من تصدق بصدقة من كسب طيب ولا يقبل الله تعالى إلا طيبا، كان كأنما يضعها في كف الرحمن يربيها له، كما يربى أحدكم فلوه أو فصيله حتى إن اللقمة لتعود مثل جبل أحد).ولذلك كان منا أشراط الساعة: أن لا يجد الرجل من يقبل صدقته.وقوله رضي الله عنه: وملازمته الخمس في جماعة.   وذلك أن الفقير المتسبب لما فاته التخلي والتجرد لعبادة الله تعالى، فيدخل مدخل الخصوص بدوام الخدمة، وملازمة الموافقة.فينبغي أن لا تفوته ملازمة الخمس في جماعة، لتكون ملازمته لها سببا لتجديد الأنوار، وموجبا لوجود الاستبصار، وقد قال عليه الصلاة والسلام: (تفضل صلاة الجماعة على صلاة الفذ بخمس وعشرين درجة). وفي الحديث الآخر: (بسبع وعشرين جزء). ولو شرع للعباد أن يصلي كل إنسان في حانوته وداره، لتعطلت المساجد التي قال فيها الحق سبحانه وتعالى:  {في بيوت أذن الله أن ترفع ويذكر فيها اسمه، يسبح له فيها بالغدو والآصال، رجال لا تلهيهم تجارة ولا بيع عن ذكر الله}.  ولأن في ملازمة الصلاة، جماعة اجتماع القلوب، وتناصرها، والتئامها ورؤية المؤمنين واجتماعهم وقال صلى الله عليه وسلم: (يد الله مع الجماعة).  ولأن الجماعة إذا اجتمعت انبسطت بركات قلوبهم على من حضرهم، وامتدت أنوارهم لمن شهدهم، وكان اجتماعهم وتضامهم كالجيش إذا اجتمع وتضام كان ذلك سببا في وجود نصرته، وهو أحد التأولين في قوله تعالى:  {إن الله يحب الذين يقاتلون في سبيله صفا كأنهم بنيان مرصوص}.
Ketahuilah, Alloh swt. menjadikan orang kaya karena adanya orang miskin, sebagaimana menjadikan orang miskin karena adanya orang kaya. dan adanya orang miskin itu sebagai ujian bagi orang kaya dan adanya orang kaya sebagai ujian bagi orang miskin. Alloh swt. berfirman, “Dan Kami jadikan sebagian kalian sebagai ujian bagi sebagian lainnya. adakah kalian mengatahui dan Tuhanmu maha melihat”.  Keberadaan orang yang membutuhkan merupakan salah satu nikmat Alloh bagi orang kaya, sebab mereka bisa mambawakan bekal orang kaya ke akhirot. Apabila orang yang membutuhkan menerima pemberian dari orang kaya, berarti Alloh menerimanya.  Alloh berfirman, “Dia Maha Kaya dan Maha Terpuji”.
Seandainya tidak diciptakan orng miskin, siapa yang akan menerima shodakoh orang kaya?dimana orang kaya bisa menemukan orang yang mau menerima shodakoh merka? Karena itu Rosululloh saw. bersabda, “Barang siapa bershodakoh dari hasil usahanya yang baik, dan Alloh tidak menerima shodakoh kecuali dari hasil usaha yang baik, seakan-akan ia menyerahkan langsung keTangan Tuhan yang Maha Pemurah untuk di kembangkan baginya. sebagai mana kalian menumbuhkan benih. Jika sampai di Tangan Tuhan satu suap bisa menjadi sebesar gunung uhud”.  keberadaan orang miskin merupakan keniscayaan sehingga dikatakan bahwa salah satu tanda kiamat adalah ketika seseorang tidak menemukan orang yang menerima shodakohnya.
dan ucaapan as-Syiekh, “Menjaga sholat lima waktu secara berjamaah”  penting untuk diperhatikan karena kebanyakan orang yang sibuk bekerja sering melalaikan ibadah kepada Alloh. sedangkan kalangan orang khusus senantiasa menetapi pengabdian dan ketaatan. Dengan demikian, orang yang sibuk bekerja seharusnya tidak melalaikan sholat lima waktu dengan berjamaah sehingga ia tetap mendapatkan limpahan cahaya dan tetap bisa melihat kebenaran.  Nabi saw. bersabda, “Sholat berjamaah itu dua puluh lima derajat lebih utama daripada sholat sendiri” dalam hadits lain, “...duapuluh tujuh derajat”.  
 Seandainya setiap manusia mengerjakan sholat ditoko dan rumahnya masing-masing, tentu masjid akan terlantar/sepi, Padahal Alloh berfirman, “ Dan Alloh telah mengidzinkan Asmanya disebut didalam masjid-masjid. dan mereka bertasbih kepada Alloh didalamnya diwaktu pagi dan sore hari, mereka yang perniagaan dan jual beli tidak melalaikan mereka dari mengingat Alloh”.
Dengan sholat berjamaah akan mewujudkan kesatuan hati, kecintaan, keharmonisan, dan kesempatan saling bertemu dan berkumpul bersama kaum mukminin. Rosululloh saw. bersabda, “Tangan/ kekuasaan Alloh bersama jamaah”. yakni, Pertolongan Alloh akan melimpahi jamaah. karena ketika sejumlah orang berkumpul, mereka akan saling berbagi keberkahan diantara mereka dan cahaya mereka akan menyinari siapa pun yang berada di sekitarnya. kesatuan mereka layaknya pasukan yang berkumpul dan bersatu. keadaan seperti itu tentu saja bisa mendatangkan pertolongan Alloh. ini adalah salah satu tafsiran firman Alloh swt. “Alloh mencintai orang yang berperang dijalan-Nya, dalam keadaan berbaris rapi seolah-olah mereka adalah sebuah bangunan yang kokoh”.

(At-Tanwir Bab 6 d) TINGKATAN/KEDUDUKAN ANTARA TAJRID DAN ASBAB

(At-Tanwir Bab 6 d) TINGKATAN/KEDUDUKAN ANTARA TAJRID DAN ASBAB

Terjemah Kitab At-Tanwir fi-Isqothi at-Tadbir
Syeikh Ibn ‘Atho’illah as-Sakandary ra.


BAB ENAM

الموازنة بين المتجرد والمتسبب
فصل:لعلك تفهم من هذا الكلام أن المتجر والمتسبب في رتبة واحدة، وليس الأمر كذلك ولن يجعل الله من تفرغ لعبادته، وشغل أوقاته بهو كالداخل في الأسباب، ولو كان فيها متقنا. فالمتسبب والمتجرد، إذا استوى مقامهما من حيث المعرفة بالله، فالمتجرد أفضل، وما هو فيه أعلى وأكمل ولذلك قال العارفين:  (مثل المتسبب والمتجرد كعبدين للملك، قال لأحدهما اعمل وكل من كسب يدك. وقال للآخر: الزم أنت حضرتي وخدمتي وأنا أقوم لك بما تريد. فهذا قدره عند السيد أجل، وصنعه به ذلك على العناية به أدل. ثم انه قلما تسلم من المخالفة، أو تصفو لك الطاعات مع الدخول في الأسباب، لاستلزامها لمعاشرة الأضداد ومخالطة أهل الغفلة والعناد. وأشد ما يعينك على الطاعات رؤية المطيعين، وأشد ما يدخل في الذنب رؤية المذنبين، كما قال عليه الصلاة والسلام: (المرء على دين خليله، فلينظر أحدكم من يخالل). قال الشاعر:عن المرء لا تسأل وسل عن قرينه *** فكل قرين بالمقارن يقتدي
فان كان ذا شرف فجانبه سرعة *** وان كان ذا خير فقارنه تهتدي
والنفس  من شأنها التشبه والمحاكاة، والتزين بصفات من قارنها والمضاهاة.فصحبتك للغافلين معونة لها على وجود الغفلة، إذ الغفلة ملائمة لها من أصل الوضع، فكيف إذا انضم إلى ذلكسبب مخالطة الغافلين.
TINGKATAN/KEDUDUKAN ANTARA TAJRID DAN ASBAB

Kita sudah memahami dari uraian diatas, dan mungkin kau berkesipulan bahwa orang yang sibuk beribadah (tajrid), dan orang yang sibuk bekerja memiliki kedudukan yang sama. kesimpulan tersebut tidak benar. Alloh tidak menyamakan orang yang sibuk beribadah dan menghabiskan waktunya bersama Alloh dengan orang yang sibuk bekerja mencari dunia. Apabila keduanya mempunyai tingkatan makrifat yang sama tentu orang yang sibuk beribadah lebih mulia lebih tinggi dan lebih sempurna. seperti perkataan seorang ‘Arif, “Perumpamaan orang yang sibuk bekerja dan sibuk beribadah adalah seperti dua budak satu tuan.  sang tuan berkata kepada salah seorang dari keduanya, ‘Bekerjalah, dan makan dari hasil usahamu.’ Kemudian kepada budak yang satunya ia berkata, ‘Tetaplah bersamaku dan melayaniku. aku akan memberikan kepadamu semua keinginanmu’.  Jadi kedudukan budak yang kedua lebih mulia disisi tuannya. Perhatian si tuan kepadanya menjadi petunjuk yang jelas.
Selain itu, keteguhan iman dan ketaatan seseorang sering goyah ketika seseorang memasuki kesibukan bekerja duniawi. sebab, ia harus bergaul dengan orang yang berbeda pandangan, dan harus berinteraksi dengan orang yang lalai dan membangkang. salah satu hal yang membantumu melakukan ketaatan adalah bergaul dengan orang-orang yang taat. Sebaliknya, yang paling kuat mendorongmu kedalam dosa adalah bergaul dengan kaum yang bermaksiat.
Rosululloh saw. bersabda, “Keadaan agama seseorang itu bergantung pada agama temannya. karena itu, perhatikanlah baik-baik siapa teman kalian”.  Seorang  penyair menuturkan dalam syairnya,  “Jika kau hendak mengetahui seseorang jangan tanya dirinya, tanyakanlah temannya**karena seseorang biasanya mengikuti temannya.Jika ia jahat maka jauhilah segera**jika ia baik maka temanilah dia pasti kau dapat petunjuk.
Jiwa ini cenderung untuk mengikuti, meniru, dan bertingkah seperti orang-orang disekitarnya. karena itu, ketika kau berteman dengan orang yang lalai, pertemananmu itu akan mendorongmu kejurang kelalaian.  sebab pada dasarnya nafsu itu menyukai kelalaian. Dorongan pada kelalaian semakin kuat jika kau bersahabat dengan orang lalai.

وقد تجد من نفسك أيها الأخ وفقك الله، أنه لا يستوي حالة خروجك من منزلك، وعودك إليه، وأنت في حين خروجك تغلب عليك الأنوار، وشرح الصدر والعزم على الطاعة والزهد في الدنيا، فتجدك إذا رجعت لست كذلك، ولا فيما هنالك، وما ذاك إلا لدنس المخالطة وانغماس القلوب في ظلمة الأسباب، ولو كانت الأسباب والمعاصي إذا ذهبت أثرها لم تعوق القلوب من المسير إلى الله تعالى بعد انفصالها ووجود زوالها، وإنما ذلك كالنار، فربما انقضى الإيقاد وبقي السواد. ويحتاج المتسبب إلى شيئين: علم وتقوى، فالعلم يعلم به الحلال والحرام، والتقوى تصده عن ارتكاب الآثام، فأما حاجته إلى العلم: فانه يحتاج إلى الأحكام المتعلقة بالمعاملة، بيعا وسلما وصرفا، وما يتعلق بذلك مع ما يحتاج إليه من أحكام الواجبات والفروض المعينات.
Saudaraku, kadang-kadang kau merasa keadaan jiwamu tidak sama antara ketika pergi dari rumahmu dan pulangmu ke rumah. Saat kau keluar dari rumah jiwmu serasa diliputi cahaya, kelapangan, serta tekat untuk taat dan zuhud terhadap dunia. Namun, ketika kembali kerumah, keadaan jiwamu tak lagi sama. Perubahan itu diakibatkan oleh polusi pergaulan dan tenggelamnya hati dalam kesibukan dunia. Ketika kerja dan laku maksiat selesai, tuntas pula keburukan yang mempengaruhi jiwa. setelah itu kau bisa kembali berjalan menuju Alloh setelah sebelumnya terputus. itu semua seperti api, walaupun nyalanya telah sirna, tapi asap hitamnya akan tetap ada.
Karena itu orang yang disibukan kerja duniawi (asbab) membutuhkan dua hal,  Yaitu ilmu dan ketaqwaan,  maksudnya Ilmu yaitu mengetahui tentang halal dan haram. Sementara ketaqwaan akan mencegahnya dari dosa.  ia membutuhkan ilmu untuk mengetahui hukum seputar muamalah, jual beli, serah terima. dan yang berkaitan dengan hukum-hukum tentang kewjiban lainnya.

(At-Tanwir Bab 6 c) KEBAIKAN DAN KEBURUKAN DUNIA

(At-Tanwir Bab 6 c) KEBAIKAN DAN KEBURUKAN DUNIA

Terjemah Kitab At-Tanwir fi-Isqothi at-Tadbir
Syeikh Ibn ‘Atho’illah as-Sakandary ra.


BAB ENAM


ذم الأشياء ومدحها
فائدة: اعلم أن الأشياء إنما تذم وتمدح بما تؤدي إليه، فالتدبير المذموم: ما شغلك عن الله، وعطلك عن القيام بخدمة الله، وصدك عن معاملة الله.والتدبير المحمود: هو ما ليس كذلك، مما يؤديك إلى القرب من الله تعالى ويوصلك إلى مرضاة الله.  وكذلك الدنيا: ليس تذم بلسان الإطلاق، ولا تمدح كذلك وإنما المذموم منها ما شغلك عن مولاك، ومنعك الاستعداد لأخراك. كما قال بعض العارفين:  (كل ما شغلك عن الله من أهل ومال وولد فهو عليك مشئوم).  والممدوح ما أعانك على طاعته، وأنهضك إلى خدمته.   وبالجملة ما وقع المدح به، فهو ممدوح في نفسه، وما وقع الذم به فهو مذموم في نفسه، وقد جاء عن رسول الله عليه الصلاة والسلام: (الدنيا جيفة قذرة مذرة).   وقال صلى الله عليه وسلم: (الدنيا ملعونة ملعون ما فيها إلا ذكر الله، وما والاه، وعالم أو متعلم).   وقال صلى الله عليه وسلم: (إن الله جعل ما يخرج من ابن آدم مثلا للدنيا).  فهذه الأحاديث تقتضي ذمها، وتنفير العباد عنها، وجاء عنه صلى الله عليه وسلم:   (لا تسبوا الدنيا فنعمت مطية المؤمن، عليها يبلغ الخير، وبها ينجر من الشر).
KEBAIKAN DAN KEBURUKAN DUNIA

Faidah.  Ketahuilah, sesuatu di katakan tercela atau terpuji sesuai dengan akibat yang ditimbulkannya. Pengaturan yang tercela adalah yang membuatmu lupa kepada Alloh, tidak melakukan ibadah kepada-Nya, serta yang menghalangi kamu untuk taat kepada-Nya.  Sementara pengaturan yang terpuji adalah yang bisa mendekatkanmu kepada-Nya dan mengantarkan kamu meraih ridho-Nya.  Begitu juga dunia.
Dunia tidak mutlak tercela dan tidak  mutlak terpuji. Dunia yang tercela adalah yang melalaikan kamu kepada Alloh. dan yang mencegahmu dari mempersiapkan diri menuju akhirat.  Seorang Arif berkata,  “Segala sesuatu yang melalaikanmu dari Alloh, entah itu keluarga, harta, dan anak, adalah tercela. Sementara, yang terpuji adalah yang membuatmu taat kepada-Nya dan mendorongmu giat beribadah”.
Kesimpulannya, Segala sesuatu yang mendatangkan pujian maka ia terpuji dan segala sesuatu yang mendatangkan cela maka ia tercela. Tentang tercelanya dunia, Rosululloh saw. bersabda, “Dunia adalah bangkai yang kotor dan menjijikkan’. Rosululloh juga bersabda, “Dunia ini terkutuk, begitu pula segala sesuatu didalamnya kecuali Dzikrulloh, dan sesuatu yang semisal Dzikir, dan orang ‘Alim(berilmu) atau Mutaalim(orang yang belajar ilmu)”. Rosululloh juga bersabda, “Alloh menjadikan apa yang keluar dari anak adam (kotoran) sebagai perumpamaan dunia”. Hadits –hadits di atas menunjukkan ketercelaan dunia yang membuat para hamba lari menghindarinya.
Disisi lain Rosululloh saw. bersabda, “Janganlah mengecam dunia. Ia adalah tunggangan/kendaraan terbaik orang mukmin. melaluinya ia(mukmin) meraih kebaikan dan dengannya ia selamat dari keburukan”.

فالدنيا التي لعنها رسول الله عليه الصلاة والسلام  هي الدنيا الشاغلة عن الله تعالى. ولذلك استثنى في الحديث فقال: (إلا ذكر الله، وما والاه، وعالم أو متعلم) فبين عليه الصلاة والسلام: أن هذا ليس من الدنيا.وقوله عليه الصلاة والسلام: (لا تسبوا الدنيا) أي التي توصلكم إلى طاعة الله، ولذلك قال صلى الله عليه وسلم: (فنعمت مطية المؤمن). فمدحها من حيث كونها مطية، لا من حيث أنها دار اغترار ووجود أوزار، وإذ علمت هذا فقد فهمت أن إسقاط التدبير ليس هو الخروج عن الأسباب حتى يعود الإنسان ضيعة فيكون كلا على الناس، فيجعل حكمة الله في إثبات الأسباب، وارتباط الوسائط. وقد جاء عن عيسى عليه السلام: أنه مر بمتعبد فقال له: من أين نأكل؟ فقال: أخي يطعمني.فقال أخوك: أعبد منك. أي أخوك وإن كان في سوقه، أعبد منك، لأنه هو الذي أعانك على الطاعة، وفرغك لها.
وكيف يمكن أن ينكر الدخول في الأسباب بعد أن جاء قوله تعالى: {وأحل الله البيع وحرم الربا}. وقوله: وأشهدوا إذا تبايعتم.  وقوله عليه الصلاة والسلام  أحل ما أكل المرء من كسب يمينه، وإن داود نبي الله كان يأكل من كسب يمينه. وقوله عليه الصلاة والسلام: (أفضل الكسب عمل الصانع بيده إذا نصح) وقال صلى الله عليه وسلم: (التاجر الأمين الصدوق المسلم مع الشهداء يوم القيامة).
Kesimpulannya, Dunia yang dilaknat oleh Rosululloh, adalah yang melalaikan dari Alloh swt. karena itu ada pengecualian dalam hadits tersebut, yaitu Dzikir kepada Alloh, dan yang semisal dzikir, orang yang berilmu, dan orang yang belajar.
 Nabi saw. menjelaskan bahwa keempat hal itu bukan bagian dari dunia. Sementara itu, Rosululloh juga bersabda, “Jangan mengecam dunia” yaitu yang membuat kalian taat kepada Alloh,  kemudian Rosululloh bersabda, “Ia adalah kendaraan terbaik Mukmin”. Dengan demikian dunia terpuji karena menjadi kendaraan. keterpujian dunia tidak berhubungan dengan sifatnya sebagai negeri yang melenakan manusia dan tempat dilakukannya dosa.
Ketika kau sudah memahami hal ini kau akan memahami bahwa berhenti mengatur (Tadbir) bukan berarti tidak mau berusaha atau bekerja seingga kau menjadi lemah sehingga menjadi beban orang lain, serta tidak mengetahui hikmah Alloh dibalik penetapan sebab dan sarana.
Di ceritakan Nabi Isa as, pernah menemui seseorang yang terus menerus beribadah. ia bertanya kepada si Abid, “Bagaimana kau makan?, Orang itu menjawab, “Saudaraku datang memberiku makanan”. mendengar jawaban itu Isa as. berkata, “Saudaramu lebih Abid daripada kamu”. Maksudnya, Walaupun setiap hari bekerja dipasar, saudaramu lebih Abid daripada kamu karena ia telah membantumu melakukan ketaatan dan membuatmu bisa beribadah.
Bagaimana mungkin kita mengingkari masuk asbab (bekerja mencari dunia), padahal Alloh sudah berfirman dalam Al-Qur’an, “Alloh telah menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba”. Alloh juga berfirman, “Dan persaksikanlah jika kalian melakukan transaksi jual beli”.Nabi saw. bersabda, “Makanan seseorang yang paling halal adalah yang didapat dari penghasilannya sendiri. Sesungguhnya Nabiyulloh Dawud as. makan dari hasil kerjanya sendiri”. Beliau juga bersabda, “Penghasilan terbaik adalah yang didapat dari usahanya sendiri yang dilakukan dengan halal dan benar”. Dalam hadits lain Nbi bersabda, “Pedagang yang amanah, jujur, dan muslim akan bersama dengan para syuhada’ di hari kiamat”.

فكيف يمكن أحد بعد هذا أن يذم الأسباب؟ لكن المذموم منها ما شغلك عن الله، وصدك عن معاملته، ولو تركت هذه الأسباب، وغفلت عن الله وبالتجريد كنت مذموما أيضا. وليست الآفات داخلة على المتسببين فحسب، بل قد تدخل على المتجردين، كما تدخل على المتسببين. {لا عاصم اليوم من أمر الله إلا من رحم}. بل قد يكون دخولها على المتجردين أشد، إذ الآفات الداخلة على المتسببين دخول يفي الدنيا مع عدم الدعوى منهم، ظاهرهم كباطنهم، مع اعترافهم بالتقصير، ومعرفتهم بفضل المتفرغين لطاعة الله عليهم وآفات المتجردين ربما كانت عجبا، أو كبرا أو رياء أو تصنعا، أو تزينا للخلق بطاعة الله استجلابا لما في أيديهم. وقد تكون الآفات اعتمادا، واستنادا إلى الخلق، وأمارة ذلك: ذمه للناس، إذا لم يكرموه، وعتبه عليهم إذا لم يخدموه، فالمنغمس في الأسباب مع الغفلة، أحسن حالا من هذا بكثير، أحسن الله منا النيات وطهر نفوسنا من الآفات بفضله وكرمه.
Bagaimana mungkin setelah dijelaskan kau masih mencela bekerja dan usaha(asbab)?. padahal kerja dan usaha yang tercela adalah yang melalaikan kamu dari Alloh dan menghalangimu untuk taat kepada-Nya. dan apabila kau meninggalkan asbab (kerja/usaha), sedangkan dengan Tajrid (tidak kerja) malah melalaikan kamu dari Alloh, itu juga tercela. Penyakit hati tidak hanya menyerang orang yang sibuk bekerja(asbab) saja, tapijuga bisa menyerang orang yang sibuk beribadah(Tajrid). Alloh berfirman, “Hari ini tidak ada yang melindungimu dari adzab Alloh, kecuali Alloh yang maha pengasih”.  Bahkan penyakit hati orang yang melulu ibadah (tajrid) dampaknya lebih berbahaya. Sebab penyakit yang menyerang orang yang sibuk bekerja adalah kesibukan mencari dunia tanpa mengakui kemuliaan dirinya. keadaan lahiriahnya sama dengan batiniyyahnya. ia mengakui kelemahan dirinya dan mengetahui kemuliaan orang yang selalu taat kepada Alloh.
Sementara penyakit orang yang sibuk beribadah (tajrid), bisa berupa ‘ujub, sombong, riya’, munafiq, dan tampil baik dihadapan makhluk serta melakukan ketaatan demi kepentingan dunianya. Bisa jadi penyakit yang menyerangnya adalah ketergantungan kepada makhluk. Ciri-cirinya, ia mencela manusia ketika mereka tidak memujiny/memuliakannya dan mengecam mereka ketika tidak mau membantunya.
Orang yang lalai karena sibuk bekerja masih jauh lebih baik daripada orang yang sibuk ibadah namun tetap lalai. Semoga Alloh memperbaiki niat kita sekaligus membersihkan jiwa kita dari segala penyakit lewat karunia dan kemurahan-Nya.