Tuesday, September 27, 2016

(An-Nashaih 31 ) Bukan Termasuk Ihsan Mengeluaarkan Harta Yang Berasal Dari Usaha atau Barang Yang Syubhat

| Tuesday, September 27, 2016


Terjemah Kitab
“AN-NASHA’IH”


NASIHAT-NASIHAT “SANG SUFI”
Karya:
IMAM ABU ABDILLAH AL-HARITS BIN AS’AD 
“AL-MUHASIBI”
--000--

NASIHAT KE - 31
Bukan Termasuk Ihsan Mengeluaarkan Harta Yang Berasal Dari Usaha atau Barang Yang Syubhat

Saudaraku-saudaraku! Apabila orang lain mengeluarkan harta yang berasal dari usaha dan barang yang Syubhat di jalan kebaikan sebagai bentuk kresit yang disalurkan kepada Allah SWT, ingat, dalam pengeluaran harta yang syubhat itu hendaklah engkau menginginkan supaya menjadi bersih dari campur baur dalam usahamu sehingga diharapkan harta yang tersisa menjadi sedikit lebih baik. Dan takutlah engkau terhadap akibatnya sebelum datangnya hari perhitungan.
Telah sampai kepada kami bahwa seorang ahli ilmu berkata : Pada hari kiamat kelak, Allah akan membangkitkan dari kuburannya sekelompok orang yang menebar bau lebih busuk daripada bangkai. Mereka itulah orang-orang yang bersenang-senang di dunia dengan kelebihan harta yang berasal dari syubhat. Tokoh lain berkata : “Iblis adalah makhluk yang paling mengenali seluk beluk harta yang halal dan yang haram, oleh karena itu ia mampu menghiasi yang haram untuk para pencarinya, dan menyelipkan untuk pencari yang halal hal-hal yang syubhat. Rarusulullah saw. Bersabda : Barang siapa yang memelihara barang syubhat, hampir saja ia jatuh kepada yang haram.”
Kadang kala sebagian orang mengira bahwa bila sudah mengeluarkan harta dari hal hal yang syubhat di jalan Allah, mereka beranggapan bahwa dirinya telah berlaku benar dalam pengeluaran seraya melupakan tindakan tutup mata mereka ketika mendapatkan harta yang campur aduk tersebut. Ingat, janganlah kamu berlagak tidak tahu! Mintalah maaf kepada Allah dari timbul tenggelamnya kalian di dalam danau syubhat. Kemudian jadilah engkau takut kalau-kalau Allah tidak menerima apa yang telah engkau keluarkan itu lantaran terdapat unsur campur baur di dalamnya, sebab AllahSWT, adaah baik dan tidak menerima kecuali yang baik-baik.
Seorang sahabt berkata : “Apabila usaha mencari nafkah itu baik, akan bersihlah amal perbuatan, kelak akan dikembalikan sehingga dapat diketahui.” Lalu seorang berilmu berkata : ‘Jika saja engkau meninggalkan satu dirham karena takut tidak termasuk yang halal, itu lebih baik daripada bersedekah dengan seribu dinar dari hal yang syubhat, yang tidak jelas apakah termasuk halal atau haram.

Tat kala Allah SWT menuntut kebaikan darimu, maka saat itu merupakan saat-saat yang paling menegangkan bagimu, dan pada saat itu pula engkau mengetahui bahwa meninggalkan kelebihan harta justru lebih selamat untuk dirimu daripada mengeluarkan harta yang gbercampur dan syubhat. Sebentar lagi akan tiba waktu menghadap, wahai orang-orang yang ringan bebannya, dan duka cita yang panjang bagi orang-orang yang gemar bermegah-megahan. Oleh karena itu, bersyukurlah engkau kepada Allah atas ilham-Nya kepadamu untuk mau mengeluarkan harta dan memelihara diri dari kekikiran. Karena kalau saja bukan karena Dia, tentu masalahnya akan lebih gawat lagi dan bencana yang bakal mengancam pun pasti lebih dahsyat lagi, dan memang hak-Nya lah segala karunia. Inilah perbedaan keutamaan di anara dua orang. Salah satunya menjadi gelisah lantaran kesyubhatan yang di dapatkannya, dan berupaya keras untuk menghindarinya seraya merasa takut kalau tidak akan diterima darinya. Keinginannya ialah terbebas dari kesyubhatan yang bercampur dengan kekejian dan keburukan dalam berusaha. Sebab, siapa tahu bahwa dirinya termasuk di antara orang-orang yang dibangkitkan dan kuburnya dalam keadaan mengeluarkan bau lebih busuk daripada bangkai, sedangkan mereka tidak menyadari. Semoga Allah melindungi kita dari bencana itu.

Related Posts

No comments:

Post a Comment