Sunday, February 21, 2016

(An Nashaih 29 Membaca Al-Qur’an bukan karena Fahala

| Sunday, February 21, 2016
Terjemah Kitab
“AN-NASHA’IH”


NASIHAT-NASIHAT “SANG SUFI”
Karya:
IMAM ABU ABDILLAH AL-HARITS BIN AS’AD 
“AL-MUHASIBI”
--000--


NASIHAT KE - 29
Membaca Al-Qur’an bukan karena Fahala

Saudaraku! Apabila orang lain membaca Kitab Allah karena keutamaan pahalanya, ingat, tatkala membacanya, hendaklah engkau bermaksud merenungi dan menghayati perumpamaan-perumpamaan, keajaiban-keajaibannya, janjinya, ancamannya, perintahnya, larangannya, halalnya, haramnya, serta berbuat dalam batasan-batasannya dan fardhu-fardhunya. Sebab, hal demikian lebih jelas pengaruhnya dalam meraih keridhaan Allah SWT. Diceritakan tentang Firman-Nya yang berbunyi : Orang-orang yang telah Kami berikan Kitab Kitab kepadanya, (kemudian) mereka membacanya dengan bacaan yang sebenarnya, (maka) mereka itulah (yang) beriman kepadanya. Dan siapa saja yang ingkar kepadanya, maka mereka itulah orang-orang yang rugi.] (Al Baqarah : 121) Ahli tafsir berkata : “ Yaitu mereka yag mengamalkan isinya, dan yang beriman kepadanya.”
Di antara para sahabat ada yang berkata : “ Setiap kali ayat dari Kitabullah datang menghadap, ia menanyakan kepada ku tentang yang wajib-wajibnya, bersaksi terhadapku tentang perintahnya bahwa aku belum memenuhinya, juga bersaksi terhadapku tentang perintahnya bahwa aku belum memeuhinya, juga bersaksi terhadapku tentang larangannya bahwa aku tidak mengindahkannya, dan ku berlindung kepada Allah dari hati yang tidak khusyuk.”
Saudara-saudara, sesungguhnya telah sampai pula kepadaku beberapa hadis Rasul saw. Dan bila memang benar haids-hadis itu bersumber dari beliau saw, tentu hal itu merupakan ancaman bagi keberadaan orang-orang seperti kita. Rasulullah saw. Bersabda : “Demi Dzat yang jiwaku di tangan-Nya, Malaikat Zabaniyah lebih cepat menghampiri orang-orang fasik, di antara penghapal Alquran daripada penyembah berhala, sehingga mereka dilemparkan bersama-sama ke dalam neraka jahanam. Dan mereka pun berteriak-teriak kepada Allah : “Ya Tuhan kami, atas dasar apa kami dilemparkan ke dalam neraka bersama orang-orang yang dulunya memakan rizki Mu dan menyembah selain Mu, padahal kami telah membaca Kitab-Mu di dunia? Allah SWT, berkata : “Benarlah apa-apa yang dikatakan oleh hamba-hamba Ku yang jahat itu, tetapi kalian tidak menghalalkan yang halal, tidak mengharamkan yang haram, tidak menghayati keajaibannya, dan tidak mengamalkan hukumnya, karena orang-orang yang mengetahui tidaklah sama dengan orang yang tidak mengetahui, maka kini rasakanlah siksaan lantaran apa-apa yang dulu kamu kerjakan.”
Rasulullah saw. Juga mengatakan : “Ketahuilah! Ada kalanya seseorang membolak-balik mushhaf siang dan malam hingga menaruhnya kembali, sedang ayat-ayatnya melaknatinya. Tidak melewati satu ayat, melainkan ayat itu mengutuknya, juga tidak melalui satu huruf kecuali huruf itu melaknatnya.”Ada yang bertanya : “Mengapa bisa demikian, wahai Rasul? Rasul menjawab. “Ia melewati ayat ini : Ingatlah, kutukan Allah (ditimpakan) atas orang-orang yang zalim (Hud.18), sedangkan dirinya termasuk zalim sehingga ayat itu mengatakan, ‘Dusta, engkau sendiri adalah zalim sehingga auay itu mengatakan “ Dusta” engkau sendiri adalah zalim. Lalu ketika ia melewati ayat yang lain, yang terdapat perintah untuk menjauhi khamar dan judi, maka ayat itu pun berkata : “Ia berdusta lagi. Semoga Allah mengutuknya, tidaklah ia menjauhi khamar dan judi.’ Juga ketika ia melewati ayat ini : :Mengerjakan haji adalah kewajiban menusia terhadap Allah, yaitu (bagi) bagi orang yang sanggup mengadakan perjalanan ke Baitullah (Alu Imran, 97), maka ayat ini pun mengatakan, ‘Ia berdusta lagi, semoga Allah mengutuknya, sebenarnya ia telah sanggup untuk melaksanakan haji tapi ia tidak melakukannya.’ Demikian, sehingga tidak satupun ayat yang ia lalui di mana tingkahnya bertentangan dengan isi ayat tersebut melainkan ayat-ayat itu akan mengutuknya.”
Seorang tokoh berkata : “Siapa yang takut kepada Allah, sesungguhnya ia telah mengingat-Nya, sekalipun sedikit puasa, shalt dan bacaan Alqurannya; sebaliknya, siapa yang durhaka kepada Allah sesungguhnya ia tidak mengingat-Nya, sekalipun banyak puasa, shalat dan bacaan Alqurannya.”
Wahai kaum pencari kebenran! Apa-apa yang telah engkau kerjakan di antara hukum-hukum Alquran, sesungguhnya engkau telah mencapai raihan pahala yang banyak serta kedudukan yang tinggi di sisi Allah SWT. Namun, jika kau abaikan hukum-hukum-Nya dan engkau membacanya hanya demi pahala, aku khawatir akan luput darimu pahala itu lantaran hukum-hukum yang terabaikan itu. Betapa banyak orang yang membaca Alquran sedangkan Alquran itu melepas tanggung jawab terhadapnya esok, sehingga ia pun kelak akan terjerumus bersama-sama orang lain sesudah ia membacanya. Semoga Allah melindungi kita sekalian dari hal demikian. Inilah perbedaan keutamaan antara dua orang yang satu membaca Kitab Allah karena keunggulan pahalanya, padadahal barangkali ia mengabaikan sebagian besar hukum-hukumnya, sehingga ia pun sama seperti orang yang tidak membacanya. Sedang yang lain mengamalkan hukum-hukum Alquran, sekalipun ia seorang non Arab, maka ia termasuk orang membaca Alquran secara konprehensif. Semoga Allah menjadikan kita termasuk orang-orang yang mengamalkan hukum-hukum Al qur’an. Amin ya Rabbal–Alamin

 Klik disini untuk kembali ke awal  (Daftar isi).T6

Related Posts

No comments:

Post a Comment